Selasa, 16 Juni 2015

TERIMAKASI YA ALLAH

Aku membutuhkan pundak untuk sembunyikan semua asaku
Tapi aku tidak punya itu

Aku membutuhkan tangan untuk menahan tetesan air mataku
Tapi aku tidak punya itu

Aku membutuhkan mata untuk membuatku tenang
Tapi aku tidak punya itu

Aku membutuhkan telinga untuk mencurahkan semua pemberontakanku
Tapi aku tidak punya itu

Aku membutuhkan sosok itu
Tapi aku tidak punya itu

Aku membutuhkan kamu
Tapi aku tidak punya itu

Tapi aku tahu
Hanya dengan bersujud pada-NYA
Lengkap sudah yang kumiliki semua itu


TERIMAKASIH YA ALLAH
ENGKAU SELALU ADA
ENGKAU SELALU MENEMANIKU

SESEDERHANA ITU AKU BAHAGIA DALAM SUJUDMU

AKU MENCINTAIMU

Tulisan ini hanyalah goresan titik dalam garis kehidupan seseorng saja.

Engkau sungguh luar biasa Tuhan
Engkau tahu aku sedang merindukannya teramat sangat
Engkau membuat ku sakit

untuk bertanya

Mengapa aku seperti ini?

Aku tahu
tapi aku tidak mau menjawab

aku tahu yang sebenarnya
tapi aku menolak bahwa itu benar

Aku tahu obat mujarab yang menyembuhkanku
tapi aku menunda

aku mencari obat lain
tapi aku tahu itu tidak akan berguna

Tuhan kau mengertiku
Betapa aku memang membutuhkan obat itu

Dan memang bebar adanya
Dialah obatku
Kangen itu membuatku gelisah selama ini

Terimakasih Tuhan kau menyadarkanku
Menyadarkanku akan dosa seorang anak

Aku mencintai dia Tuhan
Aku menyayangi dia

Berilah dia kesembuhan
Berilah dia kesempatan
Kesempatan bersujud kepadamu
Bersihkan dosanya dari sakit yang telah diderita
dan berikanlah kesempatan dia untuk selalu memanjatkan asma-MU.

Love u dad aku MENCINTAIMU :)

Senin, 22 September 2014

PERAHU GUNUNG

Kekuatan manusia memang terbatas, namun rasa KEYAKINAN dapat menjadi Kekuatan terbesar yang menjamin kita dapat melakukan hal yang cukup mustahil jika kita berfikir secara logika. Hal itu bisa saya lihat dengan sepasang mata saya sendiri, ditempat pengabdian saya di Kampung Kinali Kab. Kepulauan SITARO Provinsi Sulut.Bentuk kepulauan ini yang secara jelas dikelilingi oleh lautan, mendorong sebagian besar penghasilan penduduknya yaitu sebagai nelayan. Sebagai nelayan otomatis warga banyak yang mempunyai perahu untuk transportasi utama mencari ikan. Banyak sekali macam-macam perahu yang mereka punya, hal itu memang tergantung dari kebutuhan mereka masing-masing. Kebetulan sekali dalam takdir pengabdian, saya ditempatkan di kaki gunung sehingga untuk ke kota tidak perlu susah payah untuk naik perahu. Well, dalam hal ini "BUKAN" saya topiknya, jadi tidak penting juga saya ungkapkan. Kembali ke topik utama, bahwa perahu yang digunakan di kepulauan ini bermacam-macam, contohnya saja Ketinting, Pajeko, Taksi (kapal penumpang), boat, dan kapal minyak (Sementara itu saja yang saya ketahui, dan saya tidak bahas lebih dalam). Tempat pengabdian saya dikatakan cukup "Sedap" (baca: enak), namun juga cukup was-was. Tinggal di kaki gunung aktif yang sering mengalami gempa kecil itu cukup mengkhawatirkan juga, apa lagi jika si empunya lagi kena sakit flu hingga ingusnya (red: laharnya) meleleh.Ingus ini bukan sembarang ingus, ingus panas berwarna merah menyala ini sudah pernah meleleh hingga memakan korban saat tahun 2010 lalu. Sehingga langsung ada sosialisasi penanganan jika terjadi bendana oleh pemerintah daerah setempat. Alhamdulillah setahun berada disana sampai akhir penugasan, saya dijaga baik oleh pencipta kehidupan yang tidak lain adalah ALLAH SWT. Daerah tinggi yang berbatu, dan dipenuhi oleh kebun kelapa maupun pala membuat mereka lebih memilih mencari pala daripada mencari ikan. walaupun mereka bukan nelayan namun keahliannya membuat perahu tidak bisa diremehkan.
Secara logika, orang awam seperti saya pasti berfikir bahwa pembuatan perahu itu pasti dibuat ditempat yang datar dan dekat pantai. Memang kebanyakan, warga yang membuat perahu pasti rumahnya dekat pantai atau minimal meminjam lahan warga yang berada di dekat pantai. Tapi ini beda, ada salah satu warga memesan perahu cukup besar yang dibuat di dataran tinggi. Sekali lagi ini "GILA" mikirnya gimana ya??? Bukankah hal itu sulit sekali. Perahu besar itu jenis perahu penangkap ikan atau sering disebut PAJEKO. Perahu ini dibuat ditengah-tengah kebun kelapa dan pala, yang tempatnya jauh dari pesisir pantai maupun pemukiman penduduk. Tidak efesien dan cukup ANEH juga dibayangkan. Sudahlah jangan membayangkan, sekarang kita lihat kenyataannya di lapangan.

Membutuhkan waktu 3 hari untuk menyeret rangkaian kayu yang sudah berbentuk dan berubah fungsi ini. BERAT itu pasti, coba amati saja semua warga saling bantu membantu ebrusaha menarik beban yang berkali-kali lipat lebih berat dari total berat tubuh mereka. Mereka membagi tugas, warga yang sebut saja inisialnya "P" perempuan mendapat tugas dibagian dapur untuk menyediakan bahan bakar perut bapak-bapak dan para pemuda yang kerja keras. Sedangkan bisa dilihat sendiri para kaum Adam ini besusah payah menarik Pajeko dengan sekuat tenaga. Lihat saja dibagian bawah pajeko itu, mereka menggunakan bagian datang kelapa untuk memindahkannya. Para kaum wanita yang sudah menyelesaikan pekerjaan dapur, ikut "gemes" melihat para suami-suami mereka berjam-jam masih sedikit sekali menggeser kapal tersebut.
Ada rasa ngilu juga, melihat urat-urat para bapak-bapak itu yang terlihat mengkilap karena lumasan keringat dari badannya. Namun mereka YAKIN bisa memindahkan kapal itu untuk dilepaskan ke air garam (red: Laut).
Ternyata membutuhkan waktu 3 hari untuk memindahkan perahu itu ke lepas pantai, tentunya jalan yang dilewati selain merupakan dataran tinggi, kapal itu juga melewati tebing sehingga ditempat ini cukup lama sekali memindahkan perahu karena jika salah posisi maka perahu ini bisa hancur berantakan. Perahu Gunung ini membuat budaya INDONESIA sangat terlihat jelas, yaitu keersamaan saling membantu, kerjasama dalam mencapai tujuan, keuletan untuk meraihnya, dan satu kepemimpinan untuk memberikan arahan membuat semuanya berjalan dengan lancar dan akhirnya perahu gunung sudah berubah ke fungsi awalnya menjadi perahu pencari ikan. (SM3T SALAM MBMI KNS)

MASA TERAKHIR BESI TUA

Tidak berlebihan juga jika saya memberikan pernyataan bahwa “SM3T MENGUBAH SEMUA HIDUP SAYA”. Sebelum menginjakkan kaki di tanah pengabdian, kami sudah diajarkan dengan arti kata SABAR. Singkatnya kami para peserta SM-3T Kab. Kepl. Sitaro yang terletak di utaranya pulau berbentuk huruf “K” yang masih termasuk dalam kawasan Sulawesi Utara mendapatkan kloter pemberangkatan ke-2 setelah para peserta SM-3T daerah Manggarai. Tanggal 16 September 2013 Pukul 01.00 kami sudah siap sedia di halaman area pangkalan Angkatan Laut Malang. Perasaan yang biasa-biasa bagi saya, bahkan sepertinya saya tidak akan kemana-mana karena saya masih bersama-sama dengan para kawan-kawan seperjuangan. Kami berangkat pukul 02.00 WIB, menuju Bandara Djuanda. Alasan pertama saya sangat menikmati program ini yaitu, saya dapat naik pesawat terbang, itu karena SM-3T. Tidak perlu malu untuk membuat pernyataan itu, karena memang kenyataannya saya dapat naik pesawat pertama kali karena program mencerdaskan bangsa ini. Masih nyaman perjalanan yang kami lakukan, hingga sampailah di Bandara Sam Ratulangi. Perjalanan dilanjutkan menggunakan Bus untuk mengantarkan kami langsung ke Pelabuhan Manado.
Rasa lelah itu pasti kami rasakan disetiap perjalanan, namun rasa bahagia membungkam kami untuk saling mengungkap pernyataan tersebut. Area transportasi darat, dan udara telah kami lalui dengan mulus. Tibalah kami di pelabuhan, dan kebingungan ternyata kapal yang akan kami tumpangi “Queen Marry” sudah berangkat meninggalkan kami.
Tapi tenang, masih ada satu kapal lagi yang akan menuju tempat penugasan kami. Cukup lama kami duduk-duduk di pinggiran pelabuhan dengan banyak sekali koper yang bergelimpangan. Tak lama, dosen pendamping kami telah membagikan tiket kapal yang akan kami tumpangi. Masih menempel dilipatan otak dengan jelas, saya membaca kami mendapat tiket “RANJANG”. Begitu senangnya kami, itu berarti kami dapat tidur-tidur nikmat untuk mengembalikan tulang belakang yang sedikit kendor karena perjalanan.
Barang-barang bawaan yang lumayan cukup banyak sehingga di pesawat juga mengalami over bagasi, membuat kami sedikit kewalahan untuk mengangkut ke besi apung yang siap memberangkatkan kami.
Kami menaiki kapal “Margareth” kapal fery yang akan mengantarkan kami ke tempat penugasan. Besi tua ini terlihat masih cukup kokoh untuk mengawal kami. Jika kapal ini terlihat mewah di foto, maka itu hanya tipuan cahaya di kamera Hp saya. Secepatnya kami mengangkut barang-barang kami dengan sangat susah payah, karena ternyata di dalam kapal sudah sangat penuh sesak orang, bahkan binatangpun ikut mewarnai keriuhan di dalam kapal.
Cukup kaget juga, karena tempat kami sudah sangat penuh dengan barang-barang yang kami bawa. Tiket ranjang yang kami bayangkan ternyata tidak sesuai dengan angan, semua buyar dan sedikit syok dengan keadaan di dalam kapal. Kapal yang tersedia banyak sekali ranjang atas dan bawah yang menurut saya sudah selayaknya tidak beroperasi lagi, namun tetap digunakan untuk mengangkut massa sebanyak ini.
Besi tua y
ang saat ini sudah pensiun tersebut terakhir kalinya beroperasi ditumpangi oleh kami yang cukup menyita banyak waktu, sekitar 8 jam kami mengapung menuju Kab. Kepl. Sitaro. Besi tua ini memang sudah tidak layak pakai, dan sudah waktunya untuk diistirahatkan operasinya untuk mengapung di lautan sulawesi ini. Lelah itu pasti tapi semangat kami tetap terpancar di setiap raut senyum yang kami tebarkan. Kami yakin perjuangan yang kami lalui, tidak akan pernah sia-sia, Pengalaman ini sungguh berharga, dan banyak mengajari kami apa arti dari SABAR. (Salam MBMI-KNS)



Sabtu, 03 Desember 2011

INOVASI PENDIDIKAN


INOVASI PENDIDIKAN

1.      Pengertian Discovery, Invention, dan Innovation
Discovery adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Invention adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru (hasil kreasi manusia). Innovation adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri.
Discovery, Invention, dan Innovation mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.

2.      Inovasi dan Modernisasi
Setiap membicarakan inovasi sering dikaitkan dengan modernisasi karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan (perubahan sosial). Modern merupakan sesuatu yang mengalami perubahan yang lebih baik, lebih maju dan lebih meningkatkan kesejahteraan hidup. Kesimpulan dari pendapat pada ahli tentang modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) adalah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil, terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Ada 12 aspek yang menjadi tanda (karakteristik) manusia modern yang dikemukakan Inkeles, yaitu:
a.       Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru;
b.      Selalu siap menghadapi perubahan sosial;
c.       Berpandangan yang luas;
d.      Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat;
e.       Berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu;
f.       Percaya pada perencanaan baik pada panjang maupun jangka pendek;
g.      Percaya pada hasil perhitungan daripada takdir;
h.      Menghargai ketrampilan teknik dan juga menggunakan sebagai dasar pemberian imbalan;
i.        Wawasan pendidikan dan pekerjaan;
j.        Menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah, dan
k.      Memahami perlunya produksi.

Inovasi dan modernisai mempunyai persamaan yaitu perubahan sosial, perbedaanya hanya pada penekanan ciri dari perubahan tersebut. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi.

3.      Karakteristik Inovasi
Rogers mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut :
a.       Keuntungan relatif adalah sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimaannya.
b.      Kompatibel adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
c.       Kompleksitas adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
d.      Trialabilitas adalah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
e.       Dapat diamati adalah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi.
Zaltman, Duncan, dan Holbek mengemukakan cepat lambatnya diterima inovasi dipengaruhi oleh atribut sendiri. Atribut inovasi yang dikemukakan Zaltman, yaitu sebagai berikut :
a.       Pembiayaan (Cost)
b.      Balik modal (Returns to investment
c.       Efisiensi
d.      Risiko dan ketidakpastian (Risk and uncertainty)
e.       Mudah dikomunikasikan (Communicability)
f.       Kompatibilitas (Compatibility)
g.      Kompleksitas (complexity)
h.      Status ilmiah (scientific status)
i.        Kadar keaslian (Point of origin) 
j.        Dapat dilihat kemanfaatannya (Perceived relative advantage)
k.      Dapat dilihat batas sebelumnya
l.        Keterlibatan (Commitment)
m.    Hubungan interpersonal
n.      Kepentingan umum atau pribadi
o.      Penyuluh inovasi

4.      Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan dalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa hasil invensi atau diskoveri yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sosial sesuai dengan pola yang dikemukakan oleh B. Miles dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.
a.       Pembinaan personalia
Contoh: peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, peraturan tata tertib siswa.
b.      Banyaknya personal dan wilayah kerja
Contoh: ratio guru dan siswa pada suatu sekolah, sekolah dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa.
c.       Fasilitas pisik
Contoh: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja), perubahan pengaturan dinding ruangan.
d.      Penggunaan waktu
Contoh: pengaturan waktu belajar, pembuatan jadwal pelajaran yang memberi kesempatan mahasiswa memilih waktu sesuai dengan keperluannya.
e.       Perumusan tujuan
Contoh: perubahan perumusan tujuan tiap jenis sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangannya.
f.       Prosedur
Contoh: penggunaan kurikulum baru, dan cara membuat persiapan mengajar.
g.      Peran yang diperlukan
Contoh: peran guru sebagai fasilitator, peran guru sebagai pemakai media.
h.      Wawasan dan perasaan
Contoh: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses.
i.        Bentuk hubungan antar bagian
Contoh: perubahan hubunag kerja antara pihak Jurusan, Fakultas, dan Biro Registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswas.
j.        Hubungan dengan sistem yang lain
Contoh: pelaksanaan Usaha Kesehatan Kelas bekerjasama dengan Departemen Kesehatan.
k.      Strategi adalah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Macam dan pola strategi secara kronologis yaitu sebagai berikut:
1)      Desain
2)      Kesadaran dan perhatian
3)      Evaluasi
4)      Percobaan

PERUBAHAN SOSIAL


PERUBAHAN SOSIAL
Dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat, maka berubah dengan cepat pula berbagai bidang kehidupan. Teknologi berubah, sarana kehidupan brubah, pola tingkah berubah, tata nilai berubah, sistem pendidikan berubah dan berubah pulalah berbagai macam pranata sosial yang lain. Dampak dari cepatnya terjadi perubahan sosial yaitu meningkatkan kepekaan dan kesadaran warga masyarakat terhadap permasalahan sosial. Mempelajari perubahan sosial menjadi suatu kebutuhan karena dengan memahami proses perubahan sosial serta sistem pengelolaannya akan dapat mengarahkan terjadinya perubahan sosial ke arah tujuan yang akan dicapai secara efektif. Pada hakekatnya perubahan sosial itu bersifat komplek danrelatif. Komplek berarti akan menyangkut berbagai bidang kehidupan sedangkan relatif berarti satu sudut pandang yang dapat menguntungkan seseorang dan disudut pandang lain dapat merugikan orang lain.
1.    Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan tingkah laku dan sikap yang terjadi pada individu, kelompok individu mapun organisasi. Perubahan itu terjadi disebabkan karena terjadinya interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, organisasi dengan kelompok atau organisasi dengan organisasi.

2.    Tipe-tipe Perubahan Sosial
Dilihat dari berbagai aspek terjadinya perubahan sosial , maka perubahan sosial dapat dibedakan menjadi berbagai macam tipe, sebagai berikut :
a.  Dilihat dari sumber  semangat atau motivasinya perubahan sosial dapat terjadi karena adanya dorongan yang asli muncul dari dalam sistem sosial itu sendiri atau ada yang terjadi karena adanya dorongan dari luar sistem.
b.  Ditinjau dari proses terjadinya ada dua, yaitu:
1)      Direncanakan
Perubahan sosial yang memang disengaja dan dipersiapkan dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai, menetapkan sasaran perubahan, merencanakan program kegiatan serta telah dipersiapkan pula para wahana perubahan yang akan melaksanakan program perubahan sosial tersebut.
2)   Tanpa direncanakan
Perubahan sosial yang timbul karena adanya dorongan yang timbul karena dorongan asli muncul dari masyarakat itu sendiri tanpa adanya perumusan tujuan yang akan dicapai, penentuan sasaran, perencanaan program kegiatan dan juga tanpa adanya wahana perubahan (change agen).
c.  Berdasarkan jangka waktut terjadinya.
1)   Jangka pendek
2)   Jangka panjang
d. Berdasarkan tingkat atau lingkup terjadinya serta melihat jangka waktu terjadinya.
1)   Tingkat mikro (individu) dengan dimensi waktu jangka pendek.
Perubahan sikap atau tingkah laku yang berlangsung dalam waktu yang singkat (jangka pendek).
2)   Tingkat mikro dengan dimensi waktu jangka panjang.
Latihan untuk merubah pola kehidupan sesuai dengan lingkungan instituisi atau lembaga tertentu.
3)   Tingkat intermidiate (kelompok) dalam dimensi waktu jangka pendek.
Perubahan dalam kelompok yang terjadi dalam jangka pendek dan diharapkan dapat dikembangkan setelah keluar dari kelompok tersebut.
4)   Tingkat intermidiate (kelompok) dalam dimensi waktu jangka panjang.
Perubahan dalam kelompok yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, baik berupa aturan maupun struktur organisasi yang dibuat oleh pimpinan organisasi sehingga terjadi perubahan pada setiap anggota.
5)   Tingkat makro (masyarakat) dimensi jangka pendek.
Perubahan sosial yang terjadi secara singkat dikarenakan adanya inovasi atau revolusi.
6)   Tingkat makro (masyarakat) dimensi jangka panjang.
Perubahan dikarenakan adanya interaksi dengan pihak lain, contohnya perubahan kebudayaan karena interaksi antara dua masyarakat yang berbeda kebudayaan, sehingga mengalami percampuran kebudayaan.

3.      Sistem Pengelolaan Perubahan Sosial
Sistem pengelolaan perubahan sosial  (change management system) adalah pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan,dan penilaian dari suatu program sosial yang bertujuan untuk mengadakan perubahan sosial. Sistem pengelolaan perubahan sosial termasuk sistem yang terbuka  artinya suatu sistem yang mau menerima pengaruh dari luar sistem sehingga dapat merubah struktur maupun proses dalam sistem itu sendiri. ( Kaufman dalam Zaltman, 1972, hal: 23-40)
Ada 4 macam konsep dasar karakteristik dari sistem, yaitu:
a.  Batas yaitu berbagai variabel yang ada di lingkungan yang mempengaruhi penentuan tujuan dan sasaran perubahan sosial.
b. Kekuatan yaitu tekanan atau konflik yang disebabkan adanya perrbedaan komponen-komponen di dalam sistem.
c.  Keseimbangan yaitu kecenderungan dari sistem untuk selalu menjaga keseimbangan dalam menghadapi berbagai amcam tekanan.
d. Umpan balik yaitu adanya kontrol diri serta kemampuan menyesuaikan dari sistem yang memusatkan perhatian pada proses pelaksanaan yang tidak sesuai dengan tujuan ( menyoroti adanya penyimpangan).
Sistem pengelolaan perubahan sosial memiliki 3 sub sistem yaitu:
a.      Subsistem Organisasi
1)      Input ke dalam proses dapat dimulai dngan 2 cara, yaitu:
a)      Permasalahan atau tantangan perubahan yang ada di masyarakat mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mengoranisir suatu kegiatan untuk mengadakan perubahan sosial.
b)      Organisasi yang sudah ada menyadari adanya masalah yang perlu dijawab dengan bentuk perubahan sosial tertentu.
2)      Proses pengolahan masukan dalam subsistem organisasi berupa kegiatan, misalnya observasi, riset, diskusi, brain-storming, rapat untuk membuat keputusan tentang program perubahan sosiala yang akan dilaksanakan. Pola urutan yang biasa dipakai, yaitu masukan dibuat desain lalu dianalisa dan hasil analisa didayagunakan untuk membuat keputusan atau memilih alternatif pemecahan masalah.
3)      Output, berupa tujuan yang dicapai, sasaram (object ) perubahan, serta perencanaan program perubahan sosial yang akan dilaksanakan.
b.      Subsistem Komunikasi
Subsistem komunikasi berperan sebagai penghubung antara organisasi wahana perubaham dengan sasaran perubahan, serta sebagai pembawa pesan baik dari organisasi dan juga dari lingkungan ke target sasaran. Dengan kata lain sistem komunikasi berfungsi merubah input menjadi stimulus (perangsang) yang bisa diterima atau sampai pada target sasaran.
1)      Input pada subsistem komunikasi ada 2 macam, yaitu:
a)      Output dari subsistem organisasi seperti tujuan perubahan, sasaran, program perubahan dan sebagainya yang merupakan bagian dari dalam sistem itu sendiri.
b)      Input yang datang dari luar sistem yaitu dari lingkungan baik berupa pengaruh politik, ekonomi, sosial maupun teknologi.
2)      Proses
Dalam pelaksanaan ini harus ada interaksi atara organisasi wahana perubahan dengan lingkungan. Ada 3 hal yang menentukan keberhasilan pelaksanaan program yaitu:
a)      Mekanisme administrasi, dimaksudkan agar organisasi dapat memilih pelaksana dengan pimpinan yang benar-benar mampu dan bertanggung jawab untuk melaksanakan program perubahan sosial.
b)      Penolakan sosial
Setiap kelompok mempunyai prinsip sebagai pedoman hidup yang sulit untuk dirubah, sehingga perlu adanya pendekatan khusus untuk menyadarkan secara jelas dan mudah dipahami kelemahan dari pedoman tersebut.
c)      Variabel lingkungan
Kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan juga keadaan fisik lingkungan yang berbeda-beda.
3)      Output
Mencangkup semua isi pesan dan usaha perubahan sosial yang akan disampaikan kepada target sasaran berupa stimulus (perangsang). Output dari subsistem komunikasi ada 3 tipe stimulus, yaitu: hal nyata, hal berupa simbol, dan sosial.

c.       Subsistem Target perubahan
1)      Input merupakan output dari subsistem komunikasi yang mencamhkup stimuli baik nyata, simbol dan sosial.
2)      Proses
Aktivitas untuk menentukan dapat menerima atau menolak suatu perubahan, dimana penentuannya melalui 2 cara, yaitu:
a)      Faktor individu adalah suatu profile seseorang yang menggambarkan orang itu sebagai warga masyarakat tertentu, yang mencangkup bentuk kepribadian, karakteristik pen
3)      Output
Respon terhadap stimull yakni menerima atau menolak terhadap perubahan yang hasilnya akan berupa perubahan tingkah laku dan perubahan sikap.

4.      Strategi Perubahan Sosial
Terdapat 4 macam strategi perubahan sosial, yaitu:
a.       Strategi fasilitatif
Tujuan perubahan sosial akan dicapai apabila tersedia fasilitas agar program perubahan sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar.
Strategi fasilitatif berjalan lancar apabila memperhatikan hal-hal berikut ini:
b.    Strategi pendidikan
Strategi pendidikan digunakan untuk mengadakan perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta atau informasi untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan.
c.       Strategi bujukan
Strategi bujukan untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk agar sasaran perubahan dapat mengikuti perubahan dengan cara membirikan alasan, mendorong, atau mengajak untuk mengikuti contoh yang diberikan.
d.      Strategi paksaan
Suatu cara memaksa sasaran perubahan untuk mencapai tujuan perubahan, dan apa yang dipaksakan merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan.